Sunday, November 30, 2014

Tampilan Nokia Lumia 520



Seperti yang kita tahu, beberapa bulan lalu, Nokia, bekerjasama dengan Microsoft, meluncurkan major update untuk perangkat Lumia nya yang dikenal dengan Cyan update atau GDR 3 (General Distribution Release 3). Melalui update yang mengharuskan koneksi wi-fi tersebut, perangkat Lumia yang semula bersistem operasi Windows Phone 8 (WP8) akan berubah menjadi Windows Phone 8.1 (WP8.1). Untuk dapat melalukan pembarukan ke OS terbaru ini, setiap perangkat Lumia harus melakukan update secara berurutan, mulai dari Amber, Black, kemudian Cyan. Dengan berubahnya OS ini, hadir sejumlah perbaikan dan fitur baru seperti yang dijanjikan oleh Microsoft. Salah satunya ialah perbaikan pada sisi layar. 

Perbaikan ini mengijinkan pengguna handset ber-OS WP8.1 untuk mengkostumisasi layar sehingga tampak lebih personal dan lebih fresh. Selain mengubah warna tema, kita bisa membuat tampilan device tampak transparan dengan menyematkan wallpaper sebagai latar belakang live tiles, yang terus meng-update informasi secara real time. Tak hanya itu, pengguna juga dapat menambah jumlah ubin (tiles) - yang semula tidak terdapat di handset WP8 - sesuai keinginannya.

Nah, pada postingan kali ini, saya ingin memperlihatkan hasil kostumisasi start screen pribadi saya menggunakan handset Nokia Lumia 520. Let's see..! :D

Tampilan WP8

Tampilan WP8.1

















Untuk mempercantik layar ketika sleep mode, kita pula dapat menambahkan gambar dengan bantuan aplikasi-aplikasi yang telah tersedia di Store (Bursa). Berikut ini adalah tampilan lock screen dengan salah satu aplikasi dari Store, CoolLockScreen



Bagaimana menurut kalian, teman? Bagus bukan? :D




Saturday, November 29, 2014

Fenomena Dekadensi Moral di Era Globalisasi




Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dekadensi mempunyai dua arti, yakni: pertama, kemerosotan (dalam akhlak) dan kedua, kemunduran (dalam seni dan sastra). Dari kedua arti tersebut, dekadensi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah arti pertama, kemerosotan dalam akhlak.

Di era globalisasi, kontak antarbudaya tak bisa dihindarkan lagi. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh media yang dengan mudahnya dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Hal ini tentunya mempunyai dampak positif, namun tak bisa dipungkiri bahwa dampak negatif juga timbul mengingat apa yang diberikan media yang belum tentu baik dari waktu ke waktu untuk dikonsumsi.

Dekadensi moral merupakan satu dari sekian banyak imbas negatif yang ditimbulkan oleh media. Media yang hari ini dipenuhi tontonan dunia barat semakin lama semakin menggilas budaya lokal. Dampaknya, merosotnya moral menjadi hal pasti, terutama moral kaum remaja yang mana sedang menghadapi masa labil dan masa pencarian jati diri. Disadari atau tidak, remaja kita hari ini merupakan cerminan dari membludaknya tayangan tak mendidik di TV yang dipertontonkan setiap hari. Acara-acara televisi lebih banyak diisi sinetron percintaan dan hiburan ketimbang acara yang mampu meningkatkan mutu pendidikan dan kreativitas. Selain tayangan TV, penyalahgunaan internet juga sangat meresahkan dengan maraknya kasus pemerkosaan, hamil di luar nikah, dan semacamnya akhibat pornografi dan pornoaksi. Bioskop-bioskop luar yang menampilkan kehidupan dan budaya luar mendorong pula terjadinya pergaulan bebas, clubbing, serta imitasi cara berpakaian dan berperilaku yang mungkin berseberangan dengan budaya dan agama kita. Padahal Rasulullah pernah bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu.” (H.R. Abu Daud)

Kemerosotan moral sejatinya merupakan bencana yang sesungguhnya bagi kita. Bagaimana tidak, kemerosotan moral adalah sumber dari segala maksiat seperti zina, minum minuman keras, perjudian, dan kriminalitas. Dan kerusakan moral yang berlarut-larut akan menjauhkan diri dari agama dan rahmat Allah dan pada akhirnya mendatangkan bencana, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Ankabut 29: 40.

فَكُلا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الأرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Artinya: “Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” 


Kebobokan moral di negeri ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Bagaimana mungkin negeri yang besar ini akan tegak berdiri jika generasinya hancur tergerus derasnya arus globalisasi. Pemerintah dalam hal ini dapat berperan dalam mengetatkan kontrol terhadap penyiaran televisi baik negeri maupun swasta. Dan bagi pemilik stasiun televisi haruslah lebih selektif dalam menyiarkan program. Serta peran orang tua sangatlah diperlukan dalam mendidik putra-putrinya dengan memperkenalkan pengetahuan agama sejak dini baik dalam lingkungan keluarga maupun lewat pendidikan formal ataupun madrasah dan penguatan ruh keimanan menjadi hal terpenting bagi setiap individu pada akhirnya. 

Wednesday, November 26, 2014

The Secret Life of Walter Mitty





“To see the world, things dangerous to come to,
To see behind walls, to draw closer,
To find each other and to feel.
That is the purpose of LIFE”
(LIFE’s motto)

The secret life of Walter Mitty is one of the greatest films about life i have seen. The simply-contrived plot is built by Walter Mitty, who has a very unique character trait. The story begins when the magazine company the much imagining man is working on is going an online magazine instead of printed magazine. In last days of the company transition, a new director handling the case gathers all the workers and announces a big firing to them following the transformation. 

But there's something left to be done by Walter Mitty, the manager of negative asset, before his firing day comes. That's to find out a photo given by LIFE photographer for the LIFE magazine cover at its last in printed edition. 

However, in the morning, the LIFE photographer Sean O'Connell sends a gift to Walter Mitty, who takes in hand of it for 16 years. The gift contains a wallet where his initial name is overprinted and a little note that expresses Sean’s sincere thankfulness for the 42-year-old man’s very long serving and that lets him know the place where the photo is. Sean O'Connell says that the photo is his best of his entire journey and the quintessence of LIFE. The photo meant is number 25, yet Walter Mitty does not find it in the frame Sean has sent. He feels a bit bewildered; he has to bring it to publish. 

He tries to figure out how to contact Sean, afterwards. He knows it will not be easy inasmuch as Sean O'Connell has no phone to call and he's always journeying somewhere far away to take spectacular pictures of parts of the world. 

In his attempt to get in touch with Sean, someone special changes his stagnant life to be far out.

The secret life of Walter Mitty's trailer

Tuesday, November 25, 2014

Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera




Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini mewujud dalam keberagaman etnis, tradisi, adat istiadat, seni, budaya, dan agama. Clifford Geertz, seorang antropolog kenamaan dari Amerika Serikat, dalam Indonesian  Cultures and Communities, dengan baik melukiskan pluralitas bangsa Indonesia demikian,

“Terdapat lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda-beda di Indonesia, masing-masing dengan identitas budayanya sendiri-sendiri, dan lebih dari 250 bahasa daerah dipakai dan hampir semua agama-agama penting di dunia diwakili, selain agama-agama asli yang banyak jumlahnya.”

Meskipun plural, bangsa ini direkatkan dalam satu kesatuan kebangsaan akhibat dari pengalaman sejarah yang sama: penjajahan yang getir dan pahit. Hal ini secara simbolik terangkum dalam “Bhineka Tunggal Ika”, yang mengakui perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.

Kesatuan kebangsaan ini pertama kali direkatkan melalui deklarasi Sumpah Pemuda tahun 1928 dengan ikrar kesatuan: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Dan Pancasila merupakan kalimatun sawa sebagai dasar yang merangkum semua pluralitas agama dan sosial.

Agama, seperti yang dikemukakan di atas, merupakan salah satu pluralitas bangsa Indonesia. Karena itu peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani sangat penting. Ada enam agama yang diakui secara resmi oleh negara Indonesia: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha. Semua umat dari masing-masing agama telah mengakui bahwa Pancasila merupakan platform bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian dalam perjalanan sejarah bangsa ini, bukan berarti tanpa gesekan mengenai hubungan antar umat beragama tersebut. Terutama hubungan Islam dan Kristen, beberapa fakta menunjukkan bahwa dua umat beragama ini seringkali mengalami keretakan. Ismatu Ropi dalam karyanya Fragile relation: Muslim and Christians in Modern Indonesia mengemukakan  betapa rentannya hubungan antara kedua umat beragama ini. Kasus-kasus seperti Situbondo (Jawa Timur), Ketapang (Jakarta) dimana gereja dibakar oleh umat islam, Kupang (NTT) dimana masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum lagi kasus Maluku dan Poso yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan dengan baik. Hubungan yang tidak harmonis antara umat beragama akan mengganggu usaha bangsa ini dalam meretas menuju masyarakat yang beradab dan sejahtera.

Berikut ini adalah beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat bergama dalam mewujudkan masyarakat madani.

  1. Menumbuhkan sikap saling pengertian antara sesama umat beragamaPeran ini bisa dilakukan melalui dialog intensif. Mengutip perkataan Hans Kung yang tentang keharusan berdialog:
    “Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa adanya dialog antaragama; tidak ada perdamaian di antara agama-agama tanpa adanya dialog antar umat beragama; tidak ada dialog antar umat beragama tanpa ada investasi dasar (fondasi) agama-agama.”  
  2. Melakukan studi-studi agama dengan tujuan menciptakan kerukunan umat beragama
  3. Melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikanIslam mewajibkan umatnya untuk berdakwah, akan tetapi dakwah tersebut harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi. Keyakinan yang berbeda harus dihormati. Islam mengajarkan umatnya sikap toleransi karena tidak ada paksaan untuk menerima Islam. Islam juga tidak membenarkan umatnya menghina umat agama lain. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Q.S. Al-An’aam:108:



    وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ



    Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah.” 


    وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُواْ مُؤْمِنِينَ

    Artinya: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”(Q.S. Yunus:99)

    Selain dalam Al-Qur’an, Perintah bertoleransi juga terdapat dalam hadits Rasul. Al-Bukhari dalam Kitab Iman, bab Agama itu Mudah, menyebutkan: 



    حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى. 

    Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)"

    Berdasarkan hadis di atas dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran.
  4. Mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama membangun masyarakat madani



Referensi:
  1. Nurdin, Ali, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam. Edisi 1. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Universitas Terbuka.
  2. http://msibki3.blogspot.com/2013/04/hadis-hadis-tentang-toleransi.html